Aliran ketiga adalah Fenomenalisme yang dipelopori oleh Kant, yang berusaha mengidentifikasi kedua aliran tadi, dan kemudian menyatakan bahwa ilmu pengetahuan bisa diperoleh dengan kedua cara itu, dengan memperhatikan jenis pengetahuan yang ada. Menurutnya terdapat empat jenis pengetahuan, yakni pengetahuan analisis a priori, pengetahuan sintesis a priori, pengetahuan analisis a posteri, dan pengetahuan sintesis a posteri. Pengetahuan a priori dapat diperoleh secara rasional-deduktif, namun untuk pengetahuan a posteri harus melalui pendekatan empiris. Aliran keempat adalah Intuisionisme, yang dipelopori oleh Bergson menyatakan bahwa pengetahuan bisa diperoleh melalui intuisi dengan jalan kontemplasi. Sifat dari pengetahuan intuisi ini lebih halus, diperoleh secara cepat dan langsung tanpa media. Kelemahan dari metode ini adalah tidak dapat ditransformasikan maupun diuji validitasnya. Aliran kelima adalah metode ilmiah, yang terbagi menjadi idealisme epistemologis, realisme epistemologis, representasionisme, dan pragmatisme.
Aksiologi ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai pada umumnya ditinjau dari sudut pandangan kefilsafatan. Dalam hal ini ada beberapa bidang pertanyaan, apakah nilai itu instrinsik ataukah instrumental. Yang kedua adalah teori yang mengatakan bahwa nilai merupakan kualitas empiris yang tak dapat didefinisikan. Yang ketiga adalah teori bahwa nilai sebagai obyek suatu kepentingan. Dan yang terakhir adalah teori pragmatisme mengenai nilai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar